MANAJEMEN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA MEMBACA DI MI DARUL HIJROH TAMBAKSARI SURABAYA
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh minat baca masyarakat khusunya siswa yang sangat rendah. Setiap
program dalam dunia pendidikan tidak lepas dari fungsi manajemen dalam pelaksanaannya. Karena suatu
program adalah sebuah siklus yang berjalan dan selalu berulang. Sehingga peran manajerial madrasah
sangat penting untuk keberhasilan program tersebut. Literasi merupakan kemampuan yang penting dikuasai
oleh siswa. Literasi dapat diperoleh melalui proses pembelajaran melalui dua kemampuan literasi yang
dapat diperoleh siswa secara bertahap yaitu membaca dan menulis. Dalam penelitian ini terumuskan dua
poin,yaitu Bagaimana bentuk Manajemen Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam upaya
meningkatkan budaya membaca dan Apa saja faktor penghambat dan pendukung Manajemen Program
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam upaya meningkatkan budaya membaca. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bentuk Manajemen dan faktor penghambat serta pendukung Program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) dalam upaya meningkatkan budaya membaca di MI Darul Hijroh Tambaksari
Surabaya . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi
kasus. Subye penelitian ini adalah kepala sekolah, Kepala Perpustakaan, dan Guru Wali Kelas IV. Data
diperoleh dari MI Darul Hijroh Tambaksari Surabaya, sedangkan pengumpulan data diperoleh dengan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengambilan data dimulai dari tanggal 05 Januari sampai
10 Maret 2018. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Program yang menunjang kebijakan gerakan
literasi di MI Darul Hijroh adalah sebagai berikut: 1). Reading Group; 2). Mini library; 3). Pengadaan
perpustakaan sebagai sumber literasi ; 4). Pembaca terbaik bulanan, 5). Pencinta Buku. Faktor Pendukung
Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi yaitu, Adanya sarana untuk mensosialisasikan kebijakan atau
program dari sekolah, Perkembangan media juga sangat membantu, adanya hibah buku atau wakaf buku
dari orangtua, aloakasi waktu dan dana dari sekolah, Guru-guru mempunyai semangat belajar yang baik,
semua warga sekolah terlibat aktif dalam implementasi program yang dibuat oleh perpustakaan. Faktor
Penghambat Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi yaitu, Buku yang kaya akan nilai-nilai serta
gambar-gambar menarik sulit didapatkan di Indonesia, Terkadang surat tidak sampai ke orangtua karena
anak-anak lupa menyampaikan surat edaran yang dititipkan pihak sekolah kepada siswa, keterbatasan
SDM, program terlalu monoton, belum adanya evaluasi dari berbagai program.